Tuesday, June 24, 2008

Cantik Gaya Sang Violis


Semua bagian dari tubuh ini punya departemennya sendiri-sendiri, dan tugasnya masing-masing.

KUTU buku itu keren! Tak ada yang perlu ditakutkan untuk jadi orang pintar. Begitulah keyakinan sang violis cantik Maylaffayza, 32. Membaca dan menulis adalah bagian dari hidupnya. Bahkan, murid Idris Sardi ini juga sering membelikan buku untuk orang-orang dekatnya.

Sopir dan karyawannya di Maylaffayza Management, serta semua anggota keluarganya, selalu diberi hadiah buku. "Kalau aku kasih buku, harus dibaca. Nanti dua minggu lagi aku tanyain apa betul mereka sudah baca. Aku pengin mereka mendapat pengetahuan dari membaca," katanya saat menjadi pembicara dalam pembukaan Perayaan World Book Day Indonesia ke-3, Kamis, 17/4, di Jakarta.

Maylaf--panggilan akrabnya--memang senang membaca dan aktif menulis sebagai blogger. Dalam blognya, ia berbagi apa saja. Mulai soal kegiatan bermusik, performa, harapan, masalah kulit, hingga tentang album solo perdananya yang diberi judul Maylaffayza.

Nama lengkapnya Maylaffayza Permata Fitri Wiguna, lahir di Jakarta, 10 Juli 1976. Parasnya cantik. Tubuhnya ramping, tinggi, semampai. Rambutnya panjang tergerai. Tetapi, pertengahan 2006 lalu, ia pernah bermasalah dengan jerawat. Kalau selebriti lain malu berjerawat dan melakukan berbagai cara untuk menumpasnya, ia tidak.

Hari itu, di forum itu, ia melontarkan pertanyaan, dan lebih dari 300 komentar berhamburan. "Girls, do you know any good beauty clinic or doctor? You see.. with my working hour.. almost until 2 am everyday start from the morning comes, hectic schedules blah.. blah.. blah.. I always have problems with zits. I heard about Dr Kayama, Erha Clinic, etc...etc... but I don‘™t know whether they are good or not. Can you tell me where to go?"

Berbagai macam rekomendasi pun datang. Tapi putri pasangan Taufik Wiguna dan Tuti Rochyati ini tidak mau asal coba-coba. Kalau artis lain rela mengeluarkan uang jutaan rupiah demi mendapatkan wajah mulus, Maylaf tidak. Ia tidak mau memilih cara perawatan yang mahal, dan membuatnya ketergantungan. Apalagi dengan cara melakukan pengelupasan kulit. Tidak.

"Karena jadwalku show, pemotretan, atau shooting, gak mungkinlah aku pergi dengan wajah dalam keadaan terkelupas. Kalau aku show, make up artist/hair stylistku perlu waktu kerja paling aman empat jam untuk 'mempersiapkan'ku. Maka aku perlu banget perawatan," tulis Maylaf dalam blognya.

Tapi karena tuntutan menjaga penampilan, ia sempat menyerah juga dengan memakai perawatan dokter kulit ternama. Lucunya, ia sendiri tak merekomendasikan produk tersebut pada para pembaca. Alasan: biayanya mahal. Setelah itu, ia sempat mencoba klinik kecantikan lain. Sayang hasilnya tak sesuai keinginan.

Awal tahun 2007, Maylaf pun memutuskan tak terlalu ambil pusing dengan masalah kulit wajah berjerawat. Menurutnya, jerawat itu bersifat hormonal. Produk apa pun yang dipakai, jerawat pasti akan balik lagi.

"Akhirnya tak masalah lagi mau pake dokter yang mana. Inti permasalahanku sebetulnya hormonal. Mungkin juga stres. Psikologi itu ambil peranan besar. Akhir dari sejuta perjalananku yang tidak murah, kesimpulannya: perlu keseimbangan hormonal," tulis Maylaf pula dalam blognya.

Maka, ia pun mencoba melakukan self healing, bagian dari terapi holistic healing--paduan jin shin jhutsu, acupressure, emotional healing technology, dan tapas teknik acupressure. Katanya, sudah tiga tahun ia belajar ilmu tersebut. Guru self healing-nya: Reza Gunawan.

Setelah melakukan terapi tersebut, Maylaf bilang, ia tidak mengalami lagi gangguan kulit. "Sekarang aku sudah sembuh.. buh. Hilang, tanpa obat apa-apa. Tapi sekali lagi kujelaskan untuk terapi one on one dengan Reza Gunawan, harus yang sudah mengikuti kelas Self Healing yang diselenggarakan True Nature. Jika kita punya kasus kesehatan yang perlu penanganan khusus, baru deh bisa theraphy one on one," tutur Maylaf pula.

Self healing membantu Maylaf membenarkan sistem mental dan fisiknya. Tak sekadar urusan permukaan kulit. Lewat self healing, ia memperbaiki semua lalu lintas mental dan fisiknya. "Semua bagian dari tubuh ini punya departemennya sendiri-sendiri, dan tugasnya masing-masing," ujarnya.

Setelah itu, perawatan kulit tak perlu lagi beraneka ragam. Apalagi harus mengeluarkan biaya jutaan rupiah. "Kesehatan tak hanya dari faktor badan, tapi juga pikiran," tuturnya.

Selain itu, ia juga rajin membaca tentang kesehatan dari buku Ancient Herbs, Modern Medicine karangan Glenn E Miller, Henry Han, dan Nancy Deville. Bahkan, ia juga menjalankan diet Golongan Darah. Informasi tentang diet itu ia peroleh dari buku Dr Peter JD‘™ Adamo, Eat Right For Your Type, terbit 1996.

Karena sangat memperhatikan kesehatan, sebelum menjalankan diet golongan darah, ia riset terlebih dahulu. Ia ingin apa yang dijalankannya sesuai kebutuhan. "Aku sangat peduli pada tubuhku. Kalau orang kerjanya maksimal, dirinya juga harus diurus. Jangan cuma kerja habis-habisan," katanya.

Namun, diet yang telah dijalankannya ini belum tentu cocok bagi orang lain. "Pada setiap tubuh manusia, ada undang-undangnya sendiri," katanya. Ia pilih diet golongan darah karena menurutnya paling masuk akal. Ia sudah menjalaninya selama dua tahun. Tak heran, badannya ramping, tapi tidak terlalu kurus.

"Aku sampe beliin bukunya ke saudara-saudara. Pada dasarnya diet ini menyarankan aku untuk banyak mengonsumsi daging dan sayuran. Pemilik golongan darah O bebas mengonsumsi daging dan ikan yang dicampur minyak zaitun,” tuturnya.

Selain itu, ia juga bebas mengonsumsi telur dan kacang. Tetapi sebaiknya membatasi buah. Sementara makanan yang harus benar-benar dihindari adalah sereal, berbagai jenis pasta, dan nasi.

Untuk mendapatkan stamina tubuh maksimal, kata Maylaf, Dr Peter JD‘™ Adamo menganjurkan olah raga aerobik. Gerakannya mirip gerakan para pemburu. "Karbohidrat di-cut, tapi bukan berarti anti. Sekali-sekali bolehlah," katanya.

Telah sekitar tiga tahun Maylaf tak berolahraga berat. "Jadwalku padat sekali. Percuma olah raga kalau kurang istirahat," kata perempuan yang memproduseri sendiri albumnya ini.

Penyebab lain, low back pain yang dialaminya sejak Maret lalu. Sebenarnya, ia sangat senang berolahraga. Tetapi, suatu hari, saat sedang workout di gym, ia melakukan latihan beban yang sudah lama tak dilakoninya. Mungkin karena terlalu aktif, otot-ototnya terasa nyeri.

Selama dua hari ia tak bangun dari tempat tidur dan melakukan self healing. Suster di tempat ia periksa bilang, kondisi Maylaf tak terlalau parah. Ia pun menjalani fisioterapi selama enam hari ditambah enam hari lagi. Ia juga tak menggunakan sepatu berhak tinggi selama beberapa bulan.

Untuk menjaga kebugaran tubuh, Maylaf juga senang melakukan yoga--untuk melatih koordinasi antara pikiran dan tubuh. “Sedangkan untuk rambut, setiap dua minggu aku selalu menyempatkan diri creambath,” tuturnya, riang.

No comments: