Wednesday, September 12, 2007

Luas Lahannya, Luas Definisinya

Seorang kawan, yang kini redaktur sebuah harian nasional, pernah mengeluh tentang IPB, almamaternya. Dulu, saat baru lulus, ia ingin sekali meniti karier di dunia pertanian. Harapannya pupus karena tak ada modal.

"Berapa banyak sih daya tampung Deptan (Departemen Pertanian) dan PTPN (PT Perkebunan Nusantara)? Kalau dibanding lulusan IPB pasti tak seberapa. Waktu itu mau agrobisnis tak ada modal. Kampus juga tak mewadahi," kata kawan itu, mengeluh.

Dengan berapi-api, ia menyuruh saya mendatangi salah satu supermarket terbesar di Jakarta. "Coba lihat durian atau buah-buahan lain yang dijual di sana. Pasti semuanya impor. Mana ada yang produk dalam negeri! Apalagi yang ditanam anak IPB!"

Apa yang dikatakan kawan itu bisa jadi benar, bisa juga tidak. Yang jelas, bank pun tak mau banyak-banyak ambil risiko berinvestasi di dunia pertanian. Hal ini diakui juga oleh Kepala Humas IPB Agus Lelana. "Pertanian kan urusannya mahluk hidup. Kalau dia hidup ya untung, kalau mati ya tidak ada sama sekali."

Yang pasti, saat ini IPB sudah melakukan berbagai upaya agar perbankan mau menyalurkan kreditnya. Tak hanya memilih komoditas yang akan dikembangkan tapi juga dengan memberikan pendampingan. Bahkan, sejak 1993 di IPB telah didirikan Pusat Inkubator Agribisnis.

Selain itu, kata Agus, sebenarnya kampus sudah merancang agar mahasiswa menjadi job creator (pembuat lapangan kerja). Menurutnya, program Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) mengundang siswa dari seluruh Indonesia. Hal ini agar mereka dapat kembali ke daerah masing-masing dan berkembang di sana.

Lalu, setiap tahun, kampus juga bekerja sama dengan sekitar 200 perusahaan untuk menyalukan mahasiswanya. "Ada berbagai macam perusahaan. Tak hanya bank, kontraktor, ataupun pertanian juga ada," ujar Agus.

Untuk itu pula, maka sejak 2000 lalu IPB pun mendefinisikan kembali kata pertanian sehingga menjadi lebih luas. Pertanian mereka anggap sebagai usaha terus-menerus dalam pemanfaatan sumber daya hayati agar dapat dimanfaatkan masyarakat. Ada sembilan fakultas, di antaranya ekonomi dan manajemen, ekologi manusia, dan komunikasi pembangunan.
"Redefinisi ini untuk mengantisipasi era globalisasi dan sesuai dengan visi IPB. Kami ingin mengembangkan manusia dengan kompetensi mereka. Lulusan IPB harus bisa memberdayakan sumber daya yang ada di alam."
Ika Karlina Idris, dimuat di Jurnal Nasional,
Rabu, 05 Sep 2007

No comments: