Monday, October 16, 2006

Seorang Redaktur Tewas Dibunuh!

Jakarta-Jurnal Nasional

Seorang redaktur harian nasional berinisial DN, umur cukup tua tapi belum menikah, ditemukan tewas, kemarin malam, dalam kondisi yang mengenaskan.

Seluruh tubuhnya penuh luka tusuk dan kedua bola matanya hilang. Polisi menduga, DN dibunuh oleh preman yang ada di daerah lokalisasi Kramat Tunggak, Cilincing, Jakarta Utara.

Mayat DN ditemukan oleh seorang pemulung bernama Asep, 35 tahun, saat sedang membawa anjingnya mencari makan di tong sampah.

”Waktu itu anjing saya nyari makan. Saya kira dia nemu tulang, taunya lagi ngorek-ngorek mayat. Saya serem banget pas ngeliat mayat itu, orang matanya aja hilang,” ujar Asep polos.

Salah seorang penjual nasi goreng yang biasa berjualan di daerah tersebut, Panjul, 23 tahun, mengaku melihat DN sekitar pukul 22.00 WIB. Menurutnya, DN baru saja keluar dari sebuah hotel murahan.

”Gaya jalannya seperti lagi mabok. Trus saya liat ada dua orang laki-laki berpakaian hitam yang mengikuti dia dari belakang,” cerita Panjul.

Menurut Kepala Satuan Kejahatan Jalanan dan Kekerasan Kepolisian Daerah Metropolitan Jakarta Raya Ajun Komisaris Besar Polisi M. Fadil, pihaknya sudah memeriksa 5 orang saksi. Dua di antaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka.

”Memang DN ini langganan PSK di sana. Waktu itu dia lagi mabok dan mungkin tidak bawa uang banyak. Makanya lalu dihajar sama dua preman,” terang Fadil.

Polisi menduga kuat motifnya adalah masalah keuangan. Salah seorang reporter DN mendukung hal tersebut.

”Yah, memang orangnya banyak yang nyebelin, wajar aja kalau ada yg bunuh. Saya sih senang ada yang mewakili saya. Kalau masalah dia suka nyewa PSK sih, semua orang di kantor sudah tahu,” ujar Ika, 23 tahun, datar dan tak sedikit pun merasa kehilangan.

Hingga saat ini, kelima saksi, termasuk kedua tersangka belum dapat ditemui dan diterima wartawan. Mayat DN hingga saat ini masih berada di RSCM untuk diotopsi. Namun belum ada keluarga yang mau datang mengambil.

”Biarin aja, terserah polisi mau diapain,” ujar Sari, kakak korban. (IKA)

Ps: Saya benci redaktur saya!!!
tapi kan nggak mungkin marah-marah ke dia!
makanya saya berimajinasi saja =P

No comments: