Ya ud lah kmu egois bgt sh.
Ga semua yg kmu mau bisa dipenuhi.
From:
wawawawa
Sent:
10-Feb-2007
16:54:59
**
Saya mau semuanya,
Atau tidak sama sekali.
Showing posts with label tentang dia. Show all posts
Showing posts with label tentang dia. Show all posts
Tuesday, February 13, 2007
Wednesday, January 10, 2007
What’s on Your Mind?
Tarulah begini, kamu punya pena baru. Pena itu belum pernah kamu punyai sebelumnya. Lalu, karena penasaran, kamu mau melihat hasil tulisan dari pena itu.
Kira-kira, kata-kata apa yang akan kamu tulis?
Tebakan saya, kamu akan menulis nama kamu sendiri. Lalu, kata apa yang akan kamu tulis selanjutnya? Kata (atau kata-kata) itu bisa saja nama benda, nama peristiwa, nama orang, atau apa sajalah.
Mungkin, kalau kamu lapar, kamu akan menulis Burger atau Nasi goreng. Kalau perasaan kamu sedang kesal, mungkin kamu akan menulis BETE atau SEBEL, dengan huruf kapital.
Atau mungkin, kalau kamu sedang naksir atau sedang kangen dengan seseorang, namanyalah yang akan kamu tulis. Bahkan, bisa saja kamu menulis nama seseorang yang diam-diam kamu sukai.
Apapun kata yang kamu tulis, saya percaya bahwa kamu menulisnya bukan tanpa alasan..
Ps: Kalau-kalau kamu memutuskan untuk menulis nama saya, yang benar adalah IKA KARLINA IDRIS
Tarulah begini, kamu punya pena baru. Pena itu belum pernah kamu punyai sebelumnya. Lalu, karena penasaran, kamu mau melihat hasil tulisan dari pena itu.
Kira-kira, kata-kata apa yang akan kamu tulis?
Tebakan saya, kamu akan menulis nama kamu sendiri. Lalu, kata apa yang akan kamu tulis selanjutnya? Kata (atau kata-kata) itu bisa saja nama benda, nama peristiwa, nama orang, atau apa sajalah.
Mungkin, kalau kamu lapar, kamu akan menulis Burger atau Nasi goreng. Kalau perasaan kamu sedang kesal, mungkin kamu akan menulis BETE atau SEBEL, dengan huruf kapital.
Atau mungkin, kalau kamu sedang naksir atau sedang kangen dengan seseorang, namanyalah yang akan kamu tulis. Bahkan, bisa saja kamu menulis nama seseorang yang diam-diam kamu sukai.
Apapun kata yang kamu tulis, saya percaya bahwa kamu menulisnya bukan tanpa alasan..
Ps: Kalau-kalau kamu memutuskan untuk menulis nama saya, yang benar adalah IKA KARLINA IDRIS
Wednesday, December 06, 2006
Monday, November 06, 2006
Laki-laki yang Bercerita tentang Senja
Selasa, 31 Oktober 2006
Ada yang bilang, hal yang paling menyenangkan terjadi justru saat kamu tak mengharapkannya.
Saya bertemu kamu lagi hari itu. Dengan cepat saya dapat mengenalimu, meski di antara rak-rak buku.
Ngomong-ngomong, sudah berapa lama kita tak bertemu? Satu tahun? Dua?
Pernah saya melihat bayanganmu, tapi kan itu semu! Tetap saja bukan kamu.
Lalu, layaknya orang yang baru berjumpa, kita saling menyapa. Saya tak tanyakan kabarmu. Apalah gunanya? Kamu terlihat sama seperti terakhir kali saya melihatmu. Kamu jingga.
Dan ceritamu pun berlanjut hingga ke gerai donat yang ada di sebelah toko buku. Untung saja malam itu hujan. Jadi saya tak harus buru-buru pergi ke kampus.
Sebenarnya, bisa saja saya bertemu kamu lagi. Tapi, apa bisa rindu ditahan?
Dan di sanalah kita.. Duduk sambil menatap hujan yang jatuh ke jalan. Menatap melalui kaca jendela gerai donat. Kita melihat orang-orang yang berteduh dari hujan.
Saya menyeruput kopi. Masih panas ternyata. Lalu saya gigit donat selai kacang bercampur coklat.
Saat saya makan, kamu pun mulai bercerita. Selalu sama, tentang SENJA!
Kamu bercerita tentang langit berwarna merah, langit yang terbakar, dan tentang sebuah kota yang selalu berpelangi.
Lagi-lagi, kamu menyuguhkan cerita yang selalu saya suka. Tentang ikan paus berwarna merah, tentang kunang-kunang peliharaan sukab, tentang pencuri senja, dan tentang si peselancar agung.
Mendengarnya, saya lalu membayangkan ada di sebuah pantai sambil melihat senja. Melihat matahari yang membakar langit. Saya merasakan hangatnya matahari senja, angin pantai yang asin, dan ombak yang menyentuh kaki-kaki saya.
Ah, kamu selalu membuat saya terbuai dengan indahnya senja. Padahal, di luar sedang turun hujan deras. Hujan yang membuat seorang kekasih basah. Tapi, tak ada hujan yang cukup deras bagi seseorang yang akan menemui kekasihnya bukan?
Cerita mu rasanya seperti meniduri kasur yang baru dijemur. Selalu ada sisa-sia matahari di sana. Dan kasur seperti ini paling enak ditiduri saat sedang hujan. Karena selalu ada sisa-sisa bau matahari, meski udara sedang dingin-dinginnya.
Kriiiiing..kriiiiing.....
Dia: “Halo, kekasih, saya di depan toko buku. Sudah malam, jadi parkiran sudah tutup. Motor saya ada di sebelah tukang bak pao.”
Saya: ”Iya, saya ke sana.”
Sudah dulu ya, kekasih saya datang menjemput. Kami akan menembus hujan yang tinggal rintik-rintik saja. Tapi, saya akan mengingat hangatnya senja yang kau ceritakan. Pastinya, akan saya tularkan juga ke kekasih saya.
PS: Oh iya, saya baru ingat! kita terakhir kali bertemu tanggal 17 mei dua tahun yang lalu, waktu teman saya puti berulang tahun.
Selasa, 31 Oktober 2006
Ada yang bilang, hal yang paling menyenangkan terjadi justru saat kamu tak mengharapkannya.
Saya bertemu kamu lagi hari itu. Dengan cepat saya dapat mengenalimu, meski di antara rak-rak buku.
Ngomong-ngomong, sudah berapa lama kita tak bertemu? Satu tahun? Dua?
Pernah saya melihat bayanganmu, tapi kan itu semu! Tetap saja bukan kamu.
Lalu, layaknya orang yang baru berjumpa, kita saling menyapa. Saya tak tanyakan kabarmu. Apalah gunanya? Kamu terlihat sama seperti terakhir kali saya melihatmu. Kamu jingga.
Dan ceritamu pun berlanjut hingga ke gerai donat yang ada di sebelah toko buku. Untung saja malam itu hujan. Jadi saya tak harus buru-buru pergi ke kampus.
Sebenarnya, bisa saja saya bertemu kamu lagi. Tapi, apa bisa rindu ditahan?
Dan di sanalah kita.. Duduk sambil menatap hujan yang jatuh ke jalan. Menatap melalui kaca jendela gerai donat. Kita melihat orang-orang yang berteduh dari hujan.
Saya menyeruput kopi. Masih panas ternyata. Lalu saya gigit donat selai kacang bercampur coklat.
Saat saya makan, kamu pun mulai bercerita. Selalu sama, tentang SENJA!
Kamu bercerita tentang langit berwarna merah, langit yang terbakar, dan tentang sebuah kota yang selalu berpelangi.
Lagi-lagi, kamu menyuguhkan cerita yang selalu saya suka. Tentang ikan paus berwarna merah, tentang kunang-kunang peliharaan sukab, tentang pencuri senja, dan tentang si peselancar agung.
Mendengarnya, saya lalu membayangkan ada di sebuah pantai sambil melihat senja. Melihat matahari yang membakar langit. Saya merasakan hangatnya matahari senja, angin pantai yang asin, dan ombak yang menyentuh kaki-kaki saya.
Ah, kamu selalu membuat saya terbuai dengan indahnya senja. Padahal, di luar sedang turun hujan deras. Hujan yang membuat seorang kekasih basah. Tapi, tak ada hujan yang cukup deras bagi seseorang yang akan menemui kekasihnya bukan?
Cerita mu rasanya seperti meniduri kasur yang baru dijemur. Selalu ada sisa-sia matahari di sana. Dan kasur seperti ini paling enak ditiduri saat sedang hujan. Karena selalu ada sisa-sisa bau matahari, meski udara sedang dingin-dinginnya.
Kriiiiing..kriiiiing.....
Dia: “Halo, kekasih, saya di depan toko buku. Sudah malam, jadi parkiran sudah tutup. Motor saya ada di sebelah tukang bak pao.”
Saya: ”Iya, saya ke sana.”
Sudah dulu ya, kekasih saya datang menjemput. Kami akan menembus hujan yang tinggal rintik-rintik saja. Tapi, saya akan mengingat hangatnya senja yang kau ceritakan. Pastinya, akan saya tularkan juga ke kekasih saya.
PS: Oh iya, saya baru ingat! kita terakhir kali bertemu tanggal 17 mei dua tahun yang lalu, waktu teman saya puti berulang tahun.
Sunday, October 29, 2006
Run, Nala! Run!
Ayo, sayang!
Ayo, berlari secepatnya!
Melewati antrean kemacetan jalan karena pembangunan bus trans jakarta, menyelip di antara pedagang kaki lima dan pengamen yang ada di setiap perempatan jalan. Terus saja berlari.
Sewaktu melewati jalan Sudirman, tak usah pedulikan orang-orang yang mengintip dari jendela perkantoran gedung-gedung bertingkat. Jangan pula berhenti meski massa bayaran yang sedang berunjuk rasa di depan bundaran Hotel Indonesia mengajak bergabung, terus saja berlari.
Melewati kota tua Jakarta, hingga pelabuhan sunda Kelapa.
Lari saja sampai menyeberang lautan. Bertemu Deni si manusia ikan atau ubur-ubur. Jaga langkahmu agar tak tersandung kapal karam. Jaga nafasmu agar tak tersedak tumpahan minyak.
Hingga kita mengelilingi tujuh keajaiban dunia. Menara eifel di Paris, Tembok Besar di Cina, Taj Mahal, Taman Gantung Babilonia, Menara Pisa, Koloseum romawi, dan Piramida di Mesir.
Terus saja berlari..
Eratkan peganganmu, atur nafasmu, dan
Percaya padaku..
we're running, keep holding my hands, so we don't get separated. -No Doubt-
Ayo, sayang!
Ayo, berlari secepatnya!
Melewati antrean kemacetan jalan karena pembangunan bus trans jakarta, menyelip di antara pedagang kaki lima dan pengamen yang ada di setiap perempatan jalan. Terus saja berlari.
Sewaktu melewati jalan Sudirman, tak usah pedulikan orang-orang yang mengintip dari jendela perkantoran gedung-gedung bertingkat. Jangan pula berhenti meski massa bayaran yang sedang berunjuk rasa di depan bundaran Hotel Indonesia mengajak bergabung, terus saja berlari.
Melewati kota tua Jakarta, hingga pelabuhan sunda Kelapa.
Lari saja sampai menyeberang lautan. Bertemu Deni si manusia ikan atau ubur-ubur. Jaga langkahmu agar tak tersandung kapal karam. Jaga nafasmu agar tak tersedak tumpahan minyak.
Hingga kita mengelilingi tujuh keajaiban dunia. Menara eifel di Paris, Tembok Besar di Cina, Taj Mahal, Taman Gantung Babilonia, Menara Pisa, Koloseum romawi, dan Piramida di Mesir.
Terus saja berlari..
Eratkan peganganmu, atur nafasmu, dan
Percaya padaku..
we're running, keep holding my hands, so we don't get separated. -No Doubt-
Sunday, October 15, 2006
Sepatu dan Celana Cargo
Tadi malam saya menemani pacar saya belanja pakaian. (baju baru buat lebaran ya, sayang? hihihihi)
well, dia memang tidak modis. bahkan, suka berpakaian asal-asalan.
potongan jinsnya aneh, yang mengecil di bawah, atau model lurus. ada celana cargo yang rada mendingan (saya ulangi, rada mendingan, rada!) tapi, kalau celananya kepanjangan. ujungnya nggak pernah dipendekin, cuma dilipat. Aneh!
baju sebenernya nggak masalah. (Asal kamu tidak pakai kaos yang gembel itu. yang kamu pakai waktu menemani saya liputan tukang sapu jalanan, subuh-subuh di monas)
kemeja bolehlah...
sepatu?? no! No! NO!
sudah dekil sekali!
(jadi, besok-besok pas lagi sholat dan sepatu kamu hilang, kamu tahu kan bukan orang yang ngambil. sepatu kayak gitu siapa yang mau pakai? itu pasti saya yang ambil dan saya buang, biar kamu beli sepatu lagi)
saya jadi ingat waktu kamu saya ajak ke buka puasa bareng teman-teman kampus saya. waktu itu, kamu langsung mau beli baju baru. kamu bilang gini:
"Ntar temen-temen lo bilang, si ika ngajak gembel dari mana niy.."
waktu itu, saya sedikit terharu. kamu kok segitunya sih? tapi, setelah saya pikir, kamu ada benarnya juga. dan akhirnya kita membeli kemeja coklat dan baju merah garis-garis itu.
baju garis-garis yang akhirnya membuatmu diledek teman-teman se-liputan!
mereka bilang begini:
"Cie... baju lebarannya udah dipake?"
"lo make baju adek lo ya?"
"udah, amplopnya diambil aja, kan bisa buat beli baju garis-garis"
hihihihihi... itu lucu banget lho sayang!
o y, tadi malam juga lucu, soalnya saya harus maksa-maksa kamu dulu. ditambah beberapa kali ngambek, baru deh mau beli baju.
alhasil, kamu bawa pulang celana jins dan dua kemeja.
sebenarnya sih, baju itu nggak penting-penting amat. katanya, yang penting hatinya, yg penting di "dalemnya".
tapi, kalau dipikir-pikir, sebenarnya penting juga. kamu kan harus ketemu orang banyak. dan pakaian itu, salah satu cara kamu berkomunikasi.
kalau kamu pakai baju yg sudah buluk waktu ketemu narasumber, kan jadi ada hambatan dalam komunikasi kalian. buluk dan kucel itu kan identik dengan orang-orang jalanan, mana ada orang yg mau ngasih informasi ke orang yg tidak peduli sama penampilannya? bisa-bisa informasi itu malah disalahgunakan!
(hehehe... berlebihan ya?)
lagian, kalau rapih, kamu jadi lebih ganteng! (kedip..kedip.. fiwiiit..fiwiiiit)
jadi, kapan mau dipake kemeja barunya?
saya tidak sabar ingin tahu komentar orang-orang tentang penampilan kamu. atau lebih tepatnya lagi, celaan orang-orang!
ps: meski nggak modis, saya tetep sayang kamu kok.. (kedip..kedip..)
Tadi malam saya menemani pacar saya belanja pakaian. (baju baru buat lebaran ya, sayang? hihihihi)
well, dia memang tidak modis. bahkan, suka berpakaian asal-asalan.
potongan jinsnya aneh, yang mengecil di bawah, atau model lurus. ada celana cargo yang rada mendingan (saya ulangi, rada mendingan, rada!) tapi, kalau celananya kepanjangan. ujungnya nggak pernah dipendekin, cuma dilipat. Aneh!
baju sebenernya nggak masalah. (Asal kamu tidak pakai kaos yang gembel itu. yang kamu pakai waktu menemani saya liputan tukang sapu jalanan, subuh-subuh di monas)
kemeja bolehlah...
sepatu?? no! No! NO!
sudah dekil sekali!
(jadi, besok-besok pas lagi sholat dan sepatu kamu hilang, kamu tahu kan bukan orang yang ngambil. sepatu kayak gitu siapa yang mau pakai? itu pasti saya yang ambil dan saya buang, biar kamu beli sepatu lagi)
saya jadi ingat waktu kamu saya ajak ke buka puasa bareng teman-teman kampus saya. waktu itu, kamu langsung mau beli baju baru. kamu bilang gini:
"Ntar temen-temen lo bilang, si ika ngajak gembel dari mana niy.."
waktu itu, saya sedikit terharu. kamu kok segitunya sih? tapi, setelah saya pikir, kamu ada benarnya juga. dan akhirnya kita membeli kemeja coklat dan baju merah garis-garis itu.
baju garis-garis yang akhirnya membuatmu diledek teman-teman se-liputan!
mereka bilang begini:
"Cie... baju lebarannya udah dipake?"
"lo make baju adek lo ya?"
"udah, amplopnya diambil aja, kan bisa buat beli baju garis-garis"
hihihihihi... itu lucu banget lho sayang!
o y, tadi malam juga lucu, soalnya saya harus maksa-maksa kamu dulu. ditambah beberapa kali ngambek, baru deh mau beli baju.
alhasil, kamu bawa pulang celana jins dan dua kemeja.
sebenarnya sih, baju itu nggak penting-penting amat. katanya, yang penting hatinya, yg penting di "dalemnya".
tapi, kalau dipikir-pikir, sebenarnya penting juga. kamu kan harus ketemu orang banyak. dan pakaian itu, salah satu cara kamu berkomunikasi.
kalau kamu pakai baju yg sudah buluk waktu ketemu narasumber, kan jadi ada hambatan dalam komunikasi kalian. buluk dan kucel itu kan identik dengan orang-orang jalanan, mana ada orang yg mau ngasih informasi ke orang yg tidak peduli sama penampilannya? bisa-bisa informasi itu malah disalahgunakan!
(hehehe... berlebihan ya?)
lagian, kalau rapih, kamu jadi lebih ganteng! (kedip..kedip.. fiwiiit..fiwiiiit)
jadi, kapan mau dipake kemeja barunya?
saya tidak sabar ingin tahu komentar orang-orang tentang penampilan kamu. atau lebih tepatnya lagi, celaan orang-orang!
ps: meski nggak modis, saya tetep sayang kamu kok.. (kedip..kedip..)
Monday, September 18, 2006
Percakapan Senin Hampir Tengah Malam
Kamu: ikot, kok sabtu malam nggak datang?
Saya: maap, lagi ada acara di puncak.
Kamu: Yang datang cuma cowok2 garing
Saya: yah, untung gue nggak dateng. bisa2 gue jadi kembang di antara kumbang2 beracun
Kamu: ikot, kok belum pulang?
Saya: bentar lagi, kan lagi chatting
Kamu: Kamu masih montok?
Saya: nggak, gue udah kurus. tirus kayak model2 kucing berjalan
Kamu: o y? bisa kurus juga? masih suka minum kopi aneh kalo pagi?
Saya: Masih
Kamu: masih sarapan di mobil?
Saya: masih
Kamu: masih suka ke menteng?
Saya: masih
Kamu: berarti masih montok?
Saya: udah nggak. gue kan bilang kalo skrg udah kurus
Kamu: bohong. lagian, kamu lucuan kalo motok
Saya: yeyeye...
Kamu: Suer!
Saya: udah ah, gue mau pulang aja
Kamu: masih suka ngambek kalo gitu?
Saya: idiiiih.... kapan gue suka ngambek?
Kamu: masih suka manyun sambil ngetik?
Saya: maksud lo? gue monyong kayak mandra?
Saya: tuh kan ngambek!!!
Saya: Siapa yang ngambek??
(saya menulisnya sambil tersenyum. kok bisa ya ada orang yang ingat hal-hal tidak penting?? setelah itu, saya menutup jendela chat, lalu pulang)
Masih saja katamu...
waktu aku menyuguhimu sesuatu yang kupikir kau sudah melupakannya
sekarang aku akan mengingat bahwa kau masih saja mengingat
masih saja
(Untuk kamu yang selalu on line di Yahoo Messenger ^_^V)
Kamu: ikot, kok sabtu malam nggak datang?
Saya: maap, lagi ada acara di puncak.
Kamu: Yang datang cuma cowok2 garing
Saya: yah, untung gue nggak dateng. bisa2 gue jadi kembang di antara kumbang2 beracun
Kamu: ikot, kok belum pulang?
Saya: bentar lagi, kan lagi chatting
Kamu: Kamu masih montok?
Saya: nggak, gue udah kurus. tirus kayak model2 kucing berjalan
Kamu: o y? bisa kurus juga? masih suka minum kopi aneh kalo pagi?
Saya: Masih
Kamu: masih sarapan di mobil?
Saya: masih
Kamu: masih suka ke menteng?
Saya: masih
Kamu: berarti masih montok?
Saya: udah nggak. gue kan bilang kalo skrg udah kurus
Kamu: bohong. lagian, kamu lucuan kalo motok
Saya: yeyeye...
Kamu: Suer!
Saya: udah ah, gue mau pulang aja
Kamu: masih suka ngambek kalo gitu?
Saya: idiiiih.... kapan gue suka ngambek?
Kamu: masih suka manyun sambil ngetik?
Saya: maksud lo? gue monyong kayak mandra?
Saya: tuh kan ngambek!!!
Saya: Siapa yang ngambek??
(saya menulisnya sambil tersenyum. kok bisa ya ada orang yang ingat hal-hal tidak penting?? setelah itu, saya menutup jendela chat, lalu pulang)
Masih saja katamu...
waktu aku menyuguhimu sesuatu yang kupikir kau sudah melupakannya
sekarang aku akan mengingat bahwa kau masih saja mengingat
masih saja
(Untuk kamu yang selalu on line di Yahoo Messenger ^_^V)
Friday, September 01, 2006
Pecinta Paruh Waktu
Hampir dua bulan sudah saya menjadi pecinta paruh waktu...
Maksudnya, saya hanya mencinta di waktu-waktu tertentu, tidak setiap saat. Ternyata, menyenangkan. Saya menikmatinya.
Kami berjalan-jalan ke tempat-tempat yang belum pernah saya datangi. Kami ke berbagai macam festival. Mulai dari Festival Kota Tua, Festival Jalan Kemang, hingga Festival Jalan Jaksa.
Awalnya, tentu saja ada rasa tertarik. Menurut saya, dia manis, baik, dan terutama sekali: dia membuat saya tertawa lebih banyak.
Bersamanya selalu menyenangkan. Ada-ada saja hal konyol terjadi.
Tapi, saya tidak memanjakan rasa yang timbul. Kalau kami tidak bertemu, saya tidak mau memikirkannya.
Masa-masa penantian dan kangen-kangenan sudah lewat. Segala romantisme menurut saya tak perlu lagi. Been there done that!
Asal kamu tahu saja, dia pernah ingin menyuapi saya karena saya sedang sibuk menyetir. But I refused to be treatened like that! Stop semua hal-hal romantis. Hanya akan membuat saya menyukainya lebih dari yang saya inginkan.
As long as we had a good time, i dont have to make it full time…
Melihat dari perilaku dan tindak-tanduknya, kayaknya dia juga pecinta paruh waktu seperti saya. Lagipula, bintangnya Scorpio! Tipikal sekali! Hehehe...
Lalu, suatu hari, kami memasuki tahap emosional.
Saya tak tahu awalnya kami membicarakan apa.
Yang jelas, dia bercerita kalau sudah beberapa kali dia dekat dengan perempuan, tapi si perempuan menolak untuk menjadi pacarnya.
Dia bilang, dia selalu dihubungi kalau mereka butuh bertanya arah jalan, curhat tentang pekerjaan, ataupun hal-hal lain. Intinya, mereka hanya menghubunginya sewaktu sedang susah.
Saya jadi berpikir, bukankan hal itu yang sedang saya lakukan sekarang?
Lagipula, sebelumnya saya pernah berada di posisi perempuan-perempuan itu. Tentu saja bukan dengan dia. Tapi, saya juga punya seseorang seperti di lagu Vertical Horizon:
He’s everything you want
He’s everything you need
He’s everything inside of you that you wish you could be
He said all the right things at exactly the right time
But he means nothing to you and you don’t know why
Saat itu, dia ada di posisi korban dan saya di posisi pelaku.
Saat itu juga, saya merasa sayang padanya.
Jujur saja, saya benci situasi itu. Saya tidak mau memiliki ikatan emosi dengannya.
Hari ini, saya melihatnya bersenda gurau dengan perempuan lain. Sebenarya biasa saja, lumrah dilakukan antar teman.
Tapi, saya kok jadi sedih?
Arrrrrgh!!! Ternyata susah untuk jadi Pecinta Paruh Waktu!
Hampir dua bulan sudah saya menjadi pecinta paruh waktu...
Maksudnya, saya hanya mencinta di waktu-waktu tertentu, tidak setiap saat. Ternyata, menyenangkan. Saya menikmatinya.
Kami berjalan-jalan ke tempat-tempat yang belum pernah saya datangi. Kami ke berbagai macam festival. Mulai dari Festival Kota Tua, Festival Jalan Kemang, hingga Festival Jalan Jaksa.
Awalnya, tentu saja ada rasa tertarik. Menurut saya, dia manis, baik, dan terutama sekali: dia membuat saya tertawa lebih banyak.
Bersamanya selalu menyenangkan. Ada-ada saja hal konyol terjadi.
Tapi, saya tidak memanjakan rasa yang timbul. Kalau kami tidak bertemu, saya tidak mau memikirkannya.
Masa-masa penantian dan kangen-kangenan sudah lewat. Segala romantisme menurut saya tak perlu lagi. Been there done that!
Asal kamu tahu saja, dia pernah ingin menyuapi saya karena saya sedang sibuk menyetir. But I refused to be treatened like that! Stop semua hal-hal romantis. Hanya akan membuat saya menyukainya lebih dari yang saya inginkan.
As long as we had a good time, i dont have to make it full time…
Melihat dari perilaku dan tindak-tanduknya, kayaknya dia juga pecinta paruh waktu seperti saya. Lagipula, bintangnya Scorpio! Tipikal sekali! Hehehe...
Lalu, suatu hari, kami memasuki tahap emosional.
Saya tak tahu awalnya kami membicarakan apa.
Yang jelas, dia bercerita kalau sudah beberapa kali dia dekat dengan perempuan, tapi si perempuan menolak untuk menjadi pacarnya.
Dia bilang, dia selalu dihubungi kalau mereka butuh bertanya arah jalan, curhat tentang pekerjaan, ataupun hal-hal lain. Intinya, mereka hanya menghubunginya sewaktu sedang susah.
Saya jadi berpikir, bukankan hal itu yang sedang saya lakukan sekarang?
Lagipula, sebelumnya saya pernah berada di posisi perempuan-perempuan itu. Tentu saja bukan dengan dia. Tapi, saya juga punya seseorang seperti di lagu Vertical Horizon:
He’s everything you want
He’s everything you need
He’s everything inside of you that you wish you could be
He said all the right things at exactly the right time
But he means nothing to you and you don’t know why
Saat itu, dia ada di posisi korban dan saya di posisi pelaku.
Saat itu juga, saya merasa sayang padanya.
Jujur saja, saya benci situasi itu. Saya tidak mau memiliki ikatan emosi dengannya.
Hari ini, saya melihatnya bersenda gurau dengan perempuan lain. Sebenarya biasa saja, lumrah dilakukan antar teman.
Tapi, saya kok jadi sedih?
Arrrrrgh!!! Ternyata susah untuk jadi Pecinta Paruh Waktu!
Thursday, July 20, 2006
sewaktu aku berkata, "Kenapa kamu harus pergi? Aku sedih."
Kamu menjawab," Aku lebih sedih lagi kot."
lalu, aku memberimu sebuah buku kosong yang kutulisi seperti ini:
kadang-kadang dari hari ke hari, rasanya aku hidup hanya karena pada malam hari aku bisa menceritakan apa yang telah terjadi padaku pada pagi hari.
(Umberto Eco, Baudolino)
Sayang, tulislah semua yang kamu alami di buku ini
kalau-kalau terlalu banyak yang akan kau ceritakan padaku
Kamu menjawab," Aku lebih sedih lagi kot."
lalu, aku memberimu sebuah buku kosong yang kutulisi seperti ini:
kadang-kadang dari hari ke hari, rasanya aku hidup hanya karena pada malam hari aku bisa menceritakan apa yang telah terjadi padaku pada pagi hari.
(Umberto Eco, Baudolino)
Sayang, tulislah semua yang kamu alami di buku ini
kalau-kalau terlalu banyak yang akan kau ceritakan padaku
Thursday, May 18, 2006
Friday, May 05, 2006
Racun
Pernah ada yang berkata seperti ini padaku:
"Sayur disemprot pake pastisida, buat ngebunuh hama. Pestisida itu racun. Tapi hama di sayur jadi kebal ama pestisida karena sayurnya disemprot dua kali seminggu, selama tiga bulan."
Aku tidak menyiramkan pestisida
Mereka hanya rangkaian kata
Apakah kau hama?
Tenang saja..
Nanti juga kebal
Seperti hama yang bermutasi
Lalu membentuk anti bodi
Karena aku berencana mengirimkan lebih dari dosis yang dianjurkan..
Harus bagaimana lagi?
Buku harianku sudah tak muat
-2 Pebruari 2006-
Napak Tilas
Malam ini aku akan melakukan napak tilas.
Sewaktu aku berdiri di antara kerumunan yang tidak kukenal.
Di depanku ada panggung dengan lampu-lampu biru, merah, hijau, kuning, ungu, dan pink.
Udaranya pengap.
Ada kau di sampingku.
Kadang kau ada di belakangku.
Kita menatap ke panggung, kadang kita ikut melantunkan lagu-lagu yang kita kenali.
Malam itu, tidak semua lagu aku nikmati.
Tapi aku menikmati bersamamu.
Kalau kau di samping, kau memegang tanganku.
Kadang kau merangkulku dan berbisik lagu yang sedang kau nyanyikan.
Kalau kau di belakangku, kau memelukku.
Merangkulkan kedua tangamu di pinggangku dan menaruh kepalamu di atas kepalaku.
Malam ini kita akan mengulang semuanya.
Tapi tidak akan ada tangan yang kau genggam dan pinggang untuk kau rangkul.
Semua sudah berbeda sayang...
Kau dan aku tahu itu.
Tapi aku akan tetap menikmati saat bersamamu, sosokmu disampingku.
Ombak rambutmu yang menyentuh bahu, tahi lalat di dekat bibirmu, mata coklatmu yang seringkali menunjukkan ekspresi bodoh, serta wangi tubuhmu.
Dulu kau selalu wangi sabun mandi lifeboy. Sudah setahun kau selalu memakai parfum. Aku suka keduanya.
Dan aku akan menikmati malam ini, sebelum kau pergi jauh.
I hope you'll never lost...
-3 Maret 2006-

seandainya pikiran ini kertas, akan kulipat dan kubuat pesawat terbang atau burung
agar dapat kuterbangkan dan kukirim padamu
ah.. kata siapa jarak bukan masalah?
sewaktu aku melewati jalan-jalan berkabut
ada pusaran yang menarikku
di bawah sana ada kau dan aku yang sedang berjalan sambil mengantuk dan kelelahan..
pusaran yang membuatku mual dan ingin muntah
dan kau tahu?
saat ini, kuingin benar bersama dirimu...
(Halimun, suatu hari di Pebruari, jam 5 pagi waktu setempat)
Subscribe to:
Posts (Atom)