Thursday, November 01, 2007

Menghargai Informasi Melalui Blog



Jurnal Nasional,Selasa, 23 Oktober 2007

Di tengah kebebasan dunia maya, perkara kutip-mengutip isi blog masih diperdebatkan.


Seorang senior di kampus pernah kesal habis-habisan karena weblog (blog) miliknya dikutip tanpa izin oleh sebuah surat kabar nasional. Soleh Solihun, nama senior itu, adalah editor ficer di majalah Playboy Indonesia. Sekitar setahun lalu, koran itu mengutip sebagian isi blog Soleh untuk dimasukkan ke dalam tulisan "Sang Plabyboy yang Pemalu".

Setelah kejadian itu, Soleh pun menulis "peringatan" tetang kutip-mengutip isi blognya. "Selamat membaca. Tapi tolong. Jangan mengutip tulisan di sini tanpa izin saya. Apalagi kalau untuk media massa. Maaf. Bukan belagu. Republika pernah melakukan itu soalnya. Dan saya masih kesal."

Setelah mencantumkan kalimat itu, ia beberapa kali menerima permintaan ini dari pengunjung blognya, baik untuk mengutip tulisan ataupun foto. Menurut Soleh hal ini penting untuk menghindari informasi darinya dimanfaatkan orang lain.

"Media (massa) harusnya minta izin jika ingin mengutip isi blog, apalagi kalau punya agenda tersendiri dan menyudutkan si penulis blog. Sebagai jurnalis, mengutip apa pun, walau hanya mengobrol, harus tetap memberitahu sumber informasi. Itu sebenarnya hal mendasar yang harus dipatuhi jurnalis," kata Soleh bersemangat.

Dalam sebuah perkuliahan tentang media baru, pakar komunikasi dari Universitas Indonesia Alwi Dahlan mengatakan, informasi yang ada dalam internet sifatnya gratis dan bisa diakses oleh siapa yang saja. Dalam kasus kutip-mengutip blog, menurut Alwi, harusnya si penulis blog sadar bahwa apa pun yang ia sampaikan dapat diakses dengan mudah oleh siapa saja.

Kutip-mengutip isi blog sebenarnya sering menimpa blogger. Pada kasus Soleh, ia tahu blognya dikutip karena ditampilkan di media massa. Bisa jadi, lebih banyak lagi blog yang dikutip tanpa sepengatahuan pemiliknya.

Kejadian itu pernah menimpa Ika Krismantari, wartawan koran berbahasa Inggris di Jakarta. Seorang temannya pernah mengutip blog pribadi Ika yang hanya dapat diakses melalui situs friendster. Ia baru sadar blognya dikutip saat iseng-iseng mengunjungi blog teman-temannya.

Tak hanya mengutip sebagian, tapi satu tulisan Ika dikutip dan diklaim sebagai tulisan pribadi. "Saya sempat bingung. Apa yang saya tulis itu pengalaman pribadi dan rasanya aneh jika ada orang yang punya pengalaman sama dan menuliskannya dengan sama juga. Saya sedikit kesal, tapi saya biarkan saja, bisa jadi itu salah satu bentuk apresiasi dia terhadap tulisan saya," katanya.

Menurut pakar komunikasi dari Universitas Padjadajran Deddy Mulyana, perlu ada etika menyampaikan atau menggunakan informasi dalam blog pribadi. Hanya saja, etika itu sangat terikat dengan budaya masyarakat yang bersangkutan.

"Filosofi komunikasi sangat beragam, mulai dari libertarian, tanggung jawab sosial, ataupun agama. Mau yang mana? Semuanya kembali pada pribadi yang bersangkutan," kata Deddy.

Pada dasarnya, media adalah perpanjangan dari panca indera manusia. Jika seseorang mengambil informasi dari blog dan mengklaimnya sebagai pendapat pribadi, berarti ia sudah membohongi dirinya sendiri dan orang lain. "Apalagi jika menggunakannya untuk agenda tertentu. Untuk itulah, mengakses informasi di internet harus menggunakan hati nurani," kata Deddy yang juga aktif sebagai pembicara komunikasi lintas budaya di manca negara.

Ia juga mengatakan bahwa teknologi internet akan terus berkembang dan akan membuat seseorang yang tak mengikutinya ketinggalan jaman. Yang patut diperhatikan, adalah bagaimana masyarakat Indonesia beradaptasi dengan internet. Tren ini masuk saat masyarakat Indonesia belum melek huruf.

Masyarakat Indonesia, kata Deddy, memiliki tradisi lisan. Dengan adanya blog dan internet, masyarakat harus loncat ke tradisi audiovisual. Karena itu, ada periode yang hilang. Meski Indonesia masuk ke dalam peringkat 15 besar negara pengakses internet, namun menurutnya itu baru secara kuantitas.

"Jangankan mengerti etika mengakses informasi, apa yang mereka akses itu biasanya yang tidak terlalu bermanfaat. Masih sebatas untuk entertainment (hiburan), bukan untuk mencari data ilmiah untuk mengembangkan pribadi mereka," ujarnya.

Pesta Blogger

Maraknya fenomena blog di Indonesia ternyata menarik perhatian beberapa blogger terkemuka untuk menggarap Pesta Blogger 2007. Acara bertema "Suara Baru Indonesia" ini tak hanya ajang kumpul-kumpul berskala nasional bagi blogger, tapi juga menjadi wadah pertemuan dan diskusi, utamanya menciptakan iklim nge-blog yang positif di Indonesia.

Enda Nasution yang juga dikenal sebagai ‘Bapak Blogger Indonesia' mengatakan bahwa perkembangan blog di Indonesia mencapai angka 130 ribu, bahkan diperkirakan lebih. "Dalam sebuah masyarakat yang minat bacanya masih rendah, minat untuk menulis dan mengekspresikan pikiran serta perasaan lewat sebuah blog merupakan sesuatu yang harus didukung dan dihargai. Melalui blog, setiap orang dapat memperdengarkan ‘suara'-nya," ujar Enda dalam media briefing Pesta Blogger 2007. (ika karlina idris)

ps: makasih buat kang soleh dan ika yang sudah membantu

1 comment:

ika krismantari said...

wuaaah, rada noraaaak nih gw...tapi ga pa2...
jadi sudah dua kali nih gw dikutip media massa...
huahahhahahaha...