Tuesday, June 26, 2007

Si Penyemangat

Kemarin, seorang teman saya bernama Sendok uring-uringan. Soalnya, dia merasa gagal dalam menyemangati teman saya bernama Garpu.

Si Sendok tak habis pikir. Sudah setahun lebih Garpu menganggur. Dari fresh graduate menjadi graduate with no experience.

Rupanya, Garpu tak mau melamar kerja di tempat lain karena mengidamkan posisi di sebuah bank lokal. Enam bulan menjalani tes, sampai hasil akhir keluar. Garpu tak diterima.

Sendok merasa inilah kesempatan dia menyemangati Garpu kembali agar mau menerima saran-sarannya.

“Ini buka, lho! Di sana juga! Buruan masukin lamaran lo,” begitu kata Sendok.

“Tapi, kalau di Jakarta, gue tinggal di mana? Trus kalau sakit gue kambuh gimana?” ujar Garpu berkilah.

“Elo ini. Si Pisau aja yang tajir mamu ngekos di Jakarta. Dia itu ke mana-mana naik bis. Lo harus bisa mandiri dong,” balas Sendok lagi.

Hmm… Kalau saya hitung-hitung, Sendok selalu menjadi penyemangat setia Garpu sejak semester 3. Sekarang, sudah lebih setahun kami meninggalkan bangku kuliah.

Dulu, saya pernah jadi si Penyemangat setia. Saya lakukan itu ke teman saya Sutil. Saya absenkan kalau dia ketiduran sampai lupa kuliah, saya salinkan materi kuliah, saya beritahu tugas-tugas, saya pinjamkan buku untuk membuat tugas, saya ajari membuat tugas, saya ingatkan batas waktu pengumpulan tugas.

Hasilnya? Tetap saja dia tak mengumpulkan tugas! Bahkan, Sutil harus mengulang mata kuliah itu.

Apa ada proses yang saya lewatkan? Rasanya tidak.

Hanya saja, mungkin porsinya terlalu banyak. Dan si Penyemangat pun berubah menjadi si Pengawas.

“Kamu harus ini!”

“Jangan lupa itu!”

“Eits, sudah anu?”

Mungkin, yang Garpu dan Sutil butuhkan hanyalah sedikit kepercayaan bahwa mereka bisa melakukannya sendiri. Kalau tak berhasil? Yah, paling tidak itu menjadi pengalaman mereka sendiri.

Jadi, setelah si Sutil gagal di mata kuliah itu, saya berhenti menjadi si Penyemangat. Alasannya sederhana, saya patah hati. Semua harapan-harapan saya musnah. Rasanya tak perlu lagi saya bersemangat.

Tapi, itu sih dulu. Sekarang saya sudah punya sasaran baru untuk saya semangati. Semoga kali ini porsinya tidak terlalu banyak.


**
ps: Ayo, la! Semangaaaaaaaatttt!!

No comments: