Wednesday, June 20, 2007

SD 01 Menteng:
Sekolah Negeri Bertaraf Internasional

Jakarta | Jurnal Nasional

MENDENGAR nama SD 01 Besuki, Menteng, Jakarta Pusat, saat ini ingatan sebagian orang langsung tertuju pada Barack Obama, senator Amerika Serikat yang mencalonkan diri menjadi calon presiden dari Partai Demokrat.

Kesohoran sekolah ini juga karena beberapa orang terkenal pernah menjadi siswa di sana. Sebut saja, anak hingga cicit mantan Presiden Soeharto, cucu Hamzah Haz, atau anak mantan Menteri Koperasi Suryadharma Ali.

Namun, terlepas dari kehadiran mereka, prestasi sekolah di Jalan Besuki No 4 ini memang membanggakan. Betapa tidak? Inilah satu-satuya SD negeri di Jakarta yang masuk dalam daftar SD rujukan se-Asia Tenggara. Pada 2002 lalu, sekolah ini menerima ISO 1900:2000 sekaligus tergabung dalam daftar koalisi regional Seameo.

Menurut Kepala Sekolah SD 01 Besuki, Kuwadiyanto, jika ada siswa pindahan dari negara Asia Tenggara, tak usah ragu mendaftar ke sekolahnya. "Memang bidang garapan belum tampak, masih sebatas kerja sama. Tapi paling tidak sekolah kami sudah mereka lirik,'' ujar lelaki yang akrab disapa Yanto itu.

Tak sebatas itu, pada tahun ajaran baru 2007-2008, SD 01 Besuki ditunjuk oleh Departemen Pendidikan Nasional (Depdiknas) menjadi Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Menurut Wakil Kepala Sekolah SD 01 Besuki Bidang Kurikulum, Hardi Priyono, di setiap provinsi hanya ada satu SD SBI.

Karena status SBI itu pula, tahun ini SD 01 Besuki menambah beberapa persyaratan bagi siswa yang akan ditampungnya. Jika sebelumnya kapasitas siswa baru yang diterima hanya 80 orang dan terbagi dalam dua kelas, kini kelasnya ditambah menjadi tiga, tetapi jumlah siswa cukup 84. Jumlah 40 siswa per kelas dinilai terlalu banyak. Maka, pada tahun ajaran 2007-2008 ini masing-masing kelas diisi hanya 28 siswa.

Hardi berpendapat, SBI sebenarnya tetap menggunakan kurikulum nasional yang diperkaya. "Diperkaya dengan kurikulum internasional, semisal penggunaan ICT (Information and Communication Technology)," ujarnya.

Lalu, untuk mata pelajaran IPA dan Matematika, akan diajarkan dengan dua bahasa, yaitu Indonesia dan Inggris. Yang jelas, pihaknya masih mencari bentuk terbaik dan akan mengadakan pelatihan bagi staf pengajar pada masa libur panjang nanti.

Selain itu, SD 01 Besuki juga langganan juara lomba, mulai dari lomba paduan suara, drum band, olahraga, kompetensi dan kreativitas, hingga keterampilan agama. Pada 25-26 Juni mendatang, SD 01 Besuki ditunjuk sebagai tuan rumah Pekan Olahraga Siswa se-Kotamadya Jakarta Pusat. ''Ini karena kami juara umum olahraga se-kecamatan. Untuk lomba kompetensi dan kreativitas, malah kami jadi juara umum dan meraih piala bergilir," kata Hardi, menunjukkan piala lomba tersebut.

Soal biaya, meski SD dan SMP di seluruh Jakarta sudah digratiskan, namun ada beberapa pengecualian bagi SD unggulan dan percontohan. Seperti diketahui, selama ini ada 13 SD unggulan atau percontohan yang ditarik biaya SPP. Untuk SD berstatus koalisi Rp125 ribu, SD SNN (sekolah standar nasional) tingkat provinsi Rp100 ribu, tingkat kotamadya Rp75 ribu, dan tingkat kecamatan Rp50 ribu.

"Kami menarik biaya sebesar Rp125 ribu per bulan. Untuk tahun ini, belum tahu jumlahnya karena belum dirapatkan," ujar Hardi.

Yanto enggan memberi tahu biaya yang akan dikenakan kepada siswa. Ia hanya menyebutkan bahwa tahun lalu sekolah menarik sumbangan sukarela sebesar Rp3,5 juta. Untuk tahun ini, katanya, belum ada keputusan. Soal biaya sumbangan, Yanto menyatakan bahwa itu ditetapkan sekolah, lalu diajukan ke Komite Sekolah dan orang tua murid. Hanya saja, jika ada orang tua murid yang tak sanggup, sekolah akan memberi keringanan.

Saat ini, ada enam siswa yang dibebaskan membayar uang sumbangan dan SPP. "Bahkan, karena termasuk tidak mampu, tiap bulan mereka kami beri uang transport. Itulah gunanya subsidi silang," kata Hardi.

Jika ingin masuk ke SD ini, maka siswa harus mengikuti dua macam tes, yaitu ter tertulis dan wawancara. Yang jelas, kedua tes itu untuk mengetahui potensi akademik anak dan kemampuan komunikasi mereka. "Kami sudah komitmen untuk memaksimalkan kemapuan otak kanan dan kiri mereka. Makanya, ada 14 kegiatan ekskul (ekstrakurikuler). Itu untuk mengakomodasi kebutuhan mereka," ujar Hardi.

Ika Karlina Idris

No comments: