Monday, March 19, 2007

Dunia Seakan Menyempit

Bajuku dulu, tak begini
Tapi kini tak cukup lagi
Kupintar, kubesar, tambah tinggi...

Bagaimana kalau tambah gendut?
Hal itulah yang sedang saya alami.

November 2005, waktu baru saja lulus kuliah, berat badan saya 45 kilogram. Sebulan menganggur, lalu menjadi 47 kilogram.
Setelah bekerja, berat saya naik hingga 50 kilogram.
Saat ini, berat saya 55 kilogram dengan tinggi badan yang segitu-gitu aja, 148 senti meter.

(Tapi, kalau harus mengisi kolom tinggi badan di suatu formulir, saya biasanya menulis 150 senti meter! Hehehe...)

Ada beberapa penyebab berat badan saya terus naik. Sebulan lalu, saya sakit typus dan gejala demam berdarah. Meski bosan setengah mati, tapi saya harus istirahat total sekitar dua minggu.

Istirahat total itu artinya tidur sepanjang hari, makan, nonton TV, dan makan, dan tidur, dan makan, dan tidur...
Baru 10 hari, saya sudah kembali bekerja. Dan selama 10 hari itulah berat badan saya bertambah tiga kilo.

Penyebab kedua saya tambah gendut adalah karena punya pacar. Bisa jadi karena pacar saya gendut, mungkin juga karena saya bahagia, atau mungkin karena kami sering makan di luar.

Penyebab ketiga karena saya sedang kuliah S2 dengan mengambil kelas eksekutif. Untuk program ini, biaya kuliahnya lebih mahal dari kelas reguler. Sebagai gantinya, mahasiswa kelas eksekutif disediakan makan malam.

Hidangan prasmanan yang terdiri dari nasi, satu jenis sayur sop, tiga jenis lauk, dua-tiga jenis kue basah, buah, kerupuk, sambel, dan aneka minuman, seperti teh, kopi, jahe, atau es buah.

Makanan prasmanan ini adalah godaan terbesar untuk “diet tanpa makan malam” saya. Betapa tidak, hampir semua lauk yang disediakan rasanya enak. Padahal, kateringnya berganti-ganti tiap tiga bulan!

Penyebab keempat adalah waktu bekerja. Sejak pagi hingga siang, biasanya saya di lapangan. Mau tak mau, makan siang bukan prioritas dan kadang dilakukan terburu-buru, makan di warung terdekat, atau diundur hingga sore.

Sore, saya harus mengetik hasil liputan. Kamu tahu kan, mengetik itu berarti berpikir dan berpikir membutuhkan lebih banyak kalori daripada melakukan kegiatan fisik. Artinya, selepas mengetik (dan pasti malam hari), saya membutuhkan kalori dan dapat menikmatinya dengan lebih santai.

(Itu juga kenapa saya paling susah “diet tanpa makan malam”)

Penyebab kelima adalah mobil saya. Hampir setahun saya menyetir mobil ke tempat kerja, liputan, atau ke mana saja sejauh saya bisa. Dulu, saya naik bus ke mana-mana. Dulu, saya masih jalan ke halte bus, berlari-lari kecil mengejar bus, atau harus jalan ke tempat tujuan karena tidak dilewati bus.

Saya pernah sengaja tidak bawa mobil dan saya ngos-ngosan hanya karena berjalan dari depan gerbang kantor pusat PLN ke lobby. Hanya sekitar 25 meter dan saya ngos-ngosan seperti nenek-nenek!

Dan akhirnya, inilah saya..
Ukuran baju L (sebelumnya S atau M)
Ukuran celana 29 (sebelumnya 27)
Dan niat yang sangat besar untuk berdiet.
Doakan saya Yaaaaaaaaaaaa!!!

Semangat!

Ps: Sementara mengetik ini, saya sudah makan setoples rempeyek kacang, dua pisang coklat, dan satu kue pukis keju.

(Ya? Apa mah? Makan malam? Iya bentar, aku matiin laptop dulu!)

No comments: