Tuesday, October 31, 2006

Upacara Kehidupan

Kau tahu apa itu upacara kehidupan? Segala hal yang kamu jalani selama hidup, yang juga dijalani orang lain. Sebenarnya sih, ada upacara yang tidak harus kamu jalani.

Tapi, kalau tidak kamu jalani, kamu akan dianggap aneh, atau terkena sanksi sosial lainnya (digosipin, dirumpiin, dicela, atau dironrong).

Gampang saja kalau mau tahu upacara kehidupan itu apa. Sesekali, coba dengarkan topik pembicaraan ibumu saat sedang arisan dengan teman-temannya.

Atau kalau belum tahu juga, coba ingat lagi hal-hal apa saja yang selalu ditanyakan sama om, tante, sepupu, ipar, kakek, nenek, tetangga, atau bahkan teman yang basa-basi saat reuni.

”Eh, bu, bu, anaknya kuliah di mana? Unpad? Kalau anak saya mah di ITB. Anaknya jeng Anu kuliah di UI lho, program khusus lagi!,” kata seorang teman ibu saya.

”Bagaimana skripsinya? Kapan lulus?,” tanya Om saya sekitar setahun lampau.

”Mana dong pacarnya? Kapan dikenalin ke tante?” kata tante saya di salah satu arian keluarga.

”Oh sekarang kerja di situ? Perusahaan apa itu? Punya siapa? Gajinya berapa?” kata seorang teman yang mengajak berbasa-basi.

”Gila! Kerjaan lo di sana enak banget! Gajinya gede lagi!” komentar salah seorang teman akrab saya.

”Alhamdulillah, teteh sudah menikah. Kamu kapan nyusul?” ujar seorang teman.

”Ya ampun! Kok kawin nggak bilang-bilang? Kapan nih punya anak?” kata-kata yang pastinya sering kamu dengar atau bahkan kamu tanyakan.

Jadi, sejauh ini, upacara kehidupan itu menurut saya adalah sekolah, lulus sekolah, bekerja, bekerja di tempat yang bagus dengan gaji paling tidak 5 kali UMR buruh di Jakarta, menikah, lalu punya anak.

Kemarin, seorang teman saya bercerita. Saat lebaran dia sampai kesal karena terus dironrong pertanyaan yang sama., yaitu kapan menikah.

Padahal, teman saya umurnya baru 22 tahun! Well, memang sih, kalau di kampung umur segitu biasanya sudah punya anak dua.. Tapi, come on! She’s not that old!

Anehnya, ada beberapa pengeculian untuk perempuan. Kamu boleh tidak lulus kuliah ataupun tidak punya pekerjaan, asalkan ada seseorang yang mau mengawinimu, memberimu uang, dan memberimu anak! Haha!

Hmm.. kalau upacara di sekolah, biasanya saya suka membolos, bersembunyi di sekretariat sisgahana atau makan di kantin. Bahkan kalau perlu, ngumpet di WC! Memang sih, kalau sedang apes, biasanya suka ketahuan guru.

Kadang, saya ikut upacara tapi tak mengikutinya dengan khidmat. Biasanya saya sibuk bergosip dengan teman-teman. Atau, kalaupun ikut, saya biasanya baris di belakang. Alias, barisan tempat orang-orang yang dihukum karena terlambat, tidak pakai topi, tidak pakai dasi, atau karena tidak pakai rok putih.

Saya jadi berpikir, apa boleh saya ikut upacara kehidupan dengan kasus-kasus seperti upacara di sekolah?

Apa boleh ngabur ke kantin? Apa boleh baris di belakang karena seragam yang tidak lengkap? Atau, apa boleh tidak mengikuti upacara dengan khidmat?

Atau...Apa boleh tidak ikut upacara? Pura-pura pusing saja, biar disuruh istirahat di ruang PMR! Hehehe..

Ps: Tenang saja mamahku sayang.. Saya sedang latihan baris-berbaris, biar nanti kalau upacara bisa jadi pengibar bendera! Haha!

No comments: