Friday, July 14, 2006

PRESTASI SAYA

Sudah tiga hari ini saya terus mengukir prestasi.

Hari Pertama: Selasa, 11 Juli 2006

Saya mengendarai mobil dari rumah ke kantor, lalu ke kosan tussie, lalu ke polda, lalu ke DPR, lalu ke kantor, dan pulang ke rumah.

Huahahaha!!!!
Rasanya saya ingin meloncat kegirangan atas prestasi saya. Kamu kan tahu kalau saya sangat payah dalam urusan setir-menyetir mobil. Ada beberapa orang yang hanya cukup dilatih oleh ayahnya atau kakaknya menyetir mobil, tapi saya harus dua kali ikut kursus menyetir mobil. Itu pun masih bego.

Selama kuliah, sudah banyak teman yang mengajari saya. Ada shinta, puti, dan aul. Tapi hasilnya nol besar.

Oh iya, hari pertama saya mengemudi sendiri bukannya mulus tanpa hambatan.
Mungkin ada puluhan mulut yang memaki saya karena mesin mobil yang mati tiba-tiba atau karena mengambil jalur tanpa menyalakan lampu sen.
Tapi, yang paling parah adalah sewaktu saya menggores mobil polisi yang sedang parkir.

Yah, saya memang belum bisa parkir dengan “rapih”.

Karena sehari-harinya saya wartawan yang “ngepos” di Kepolisian Daerah Metro Jaya, maka siang itu pun saya pergi ke sana. Setiba di parkiran, saya bingung. Ada satu tempat parkir, tapi letaknya di antara dua mobil. Maka saya pun memasukkan mobil saya ke sana.

TETAPI, saya terlalu ke kiri, jadinya saya memasukkan gigi mundur dan banting stir ke kanan. Tapi, entah bagaimana, saya lupa dan tidak ingat persisnya… hehehe…
Tiba-tiba mobil saya sudah melintang di antara dua mobil. Akhirnya, saya pun menelepon Mas Widi, teman saya wartawan Warta Kota.

Saya : Mas Widi, lagi dimana? [dengan suara panik]
Mas Widi : Lagi di SPK
Saya : Mas, aku bawa mobil niy, tapi aku nggak bisa parkir, sekarang mobilku melintang dan ngegores mobil orang.
Mas Widi : Hah? Kok Bisa?
Ika : Nggak tahu!! [dengan suara hampir menangis]Mas Widi ke sini dong… Please…
Mas Widi : Oke

Dan jadilah Mas Widi sebagai pahlawan saya hari itu. Dia datang dan mobilnya pun terparkir dengan manis.

Tapi ngomong-ngomong, selagi Mas Widi membenarkan posisi mobil saya, polisi yang mobilnya tergores pun datang dan mengomel ke saya.

Pak Polisi : Aduh! Gimana ini? kok bisa kayak gini???!!! Aduh! [sambil mengusap garis putih menyerupai cakaran kucing di mobil Avanza hitam miliknya]
Saya : Mmmmm…. Mmmmm…. [sambil bingung harus ngomong apa]
Pak Polisi : Kamu kok bisa dapat SIM sih?
Saya : Mmmmm…. Mmmmm…. [masih kebingungan dan berharap Mas Widi lekas turun dari mobil dan membantu saya menghadapi Pak Polisi]
Pak Polisi : ck..ck..ck.. [sambil beranjak pergi, mungkin dia pikir percuma berurusan dengan saya]




Hari Kedua: Rabu, 12 juli 2006

Saya masih menyetir mobil, tapi kali ini tidak ada satupun teman yang menemani saya, sejak dari rumah hingga ke TIM, lalu ke Polda, lalu ke kantor, dan pulang lagi ke rumah. Tapi, seperti kemarin, tentu saja hari ini ada kejadian menarik lainnya.

Pagi-pagi, saya nyasar sewaktu akan ke TIM, pokonya berkali-kali mutar. Untungnya sampai dan saya pun memarkir di TIM, padahal sebenarnya saya mau datang ke seminar yang diadakan di hotel yang jaraknya sekitar 75 meter dari TIM. Tapi, karena saya takut tidak bisa parkir di hotel, makanya saya ke TIM.

Pulang dari Polda, Ibnu, wartawan Koran Tempo, teman liputan saya, memberi tahu jalan yang harus saya lewati. Saat itu, saya cukup mengerti.

Tapi, entah kenapa, tiba-tiba saya masuk ke jalur 3 in 1 dan saya pun diberhentikan seorang polantas, tepat di depan Plaza Semanggi.

Polisi : Bu, ini kan jalur 3 in 1.
Saya : Maap pak, saya nggak tau kok bisa nyampe sini. [dengan muka panik]
Polisi : Ibu mau kemana?
Saya : Pak saya ini wartawan di Polda, abis pulang liputan. Saya mau ke Pemuda. Lewat mana ya????? [dengan air muka seperti orang nyasar di hutan]
Polisi: Gini bu, nanti terus aja, bla…bla…bla… Lalu ada Casablanca, nah ibu lewat situ saja.

Jujur nih ya… Saya nggak ngerti pak polisi itu ngomong apa, tapi karena saya senang tidak kena tilang, makanya saya cabut cepat-cepat.

Untung saja, saya bisa mengenali jalur yang biasa saya lewati. Tapi, saat di lampu merah Matraman, Saya harusnya lurus saja ke arah Pulo Gadung, tapi saya malah ke kiri, yang ke arah Senen. Jadilah saya harus menempuh macet dan memutar balik.

45 menit hanya untuk muter balik!! Ck..ck..ck…
Setelah itu, saya harus melewati macet di Pramuka. Dan sewaktu tiba di kantor, saya tidak bisa menulis satu kata pun. Saya Capek!



Hari Ketiga: Kamis, 13 Juli 2006

Saya tidak akan memberitahukanmu apa yang terjadi hari ini.
Yang jelas, saya pulang bersama seorang teman yang baik sekali.

Hari ini menyenangkan..


Ps: saya mohon maaf untuk bapak-bapak polisi dan semua pengemudi yang pernah dibuat kesal oleh saya.

No comments: