Thursday, May 11, 2006

INTERNATIONAL BEST PRACTICES FOR INCREASING INCUBATORS EFFICIENSCIES


Inilah yang kualami seharian kemarin, Rabu (10/05):

= Bangun pagi, mandi, dan naik angkot

= Sewaktu sedang tidur di angkot, sekitar 10 meter sebelum terminal Pulo Gadung, ada telepon dari JN Tongki:

Tongki : “Ka, lo dimana?”
Ika : “Gue di angkot, udah di Pulo Gadung. Kenapa ton?”
Tongki : “Lo di suruh nelpon Pak bos. Dari tadi Hp lo gak bisa dihubungin.”
Ika : “Kenapa emang ton?”
Tongki : “Nggak tau. Lo telpon dia aja.”
Ika : “Oke, Ton. Thanks ya.”

Ika menghubungi pak bos
Ika : “Halo selamat pagi. Pak bos ini Ika. Ada apa, Bos?”
Pak bos : “Kamu udah nyampe mana, Ka?”
Ika : “Masih di jalan, bos. Masih di Pulo Gadung. Kenapa?”
Pak bos : “Nanti kalau kamu di sana, bilang saja dari Jurnal Nasional. Kemarin Tono sudah daftar. Harusnya sih nggak ada masalah. Tapi kalau ada apa-apa, kamu telpon aja.”
Ika : “Oh… Oke..Oke.”

Setelah itu, saya naik Mayasari P15 jurusan Pulo Gadung-Blok M. Turun di pinggir jalan, naik jembatan penyeberangan, dan masuk ke dalam Bidakara.

Ika : “Pak, kalo hotel Bimakarsa dimana ya?”
Pak satpam : “Oh, masuk aja terus. Nanti keluar pintu belakang, lalu jalan ke kanan, nah disitu hotelnya.”
Ika : “Iya..Iya.. Makasih, Pak!”

Lalu saya pun mengikuti instruksi pak satpam. Masuk ke hotel dan melewati serangkaian pemeriksaan dari sekuriti hotel. Setelah itu bertanya ke petugas di lobby:

Ika : “Pak, kalo seminar ini di mana ya?”
[Sambil memperlihatkan selembar kertas yang sudah lecek]
Lobby man : “Coba liat aja di situ, mbak.”
[Sambil menunjuk ke papan pengumuman yang ada pas di depan mata saya]
Ika : “Aduh kok nggak ada ya pak?”
Lobby man : “Coba liat mbak.”
[Sambil menunjuk ke kertas lecek yang saya pegang]
Lobby man : “Kok nggak ada ya mbak?”
Ika : (Lha? Nih orang gimana sih?!!! Kan gue udah bilang kalo nggak ada!)

Lalu saya pun menelepon Tongki

Ika : “Halo. Ton, gue udah di Bumikarsa tapi orang hotelnya nggak tau seminar itu di ruangan mana.”
Tongki : “Ada di lantai 2, Ka.”
Ika : “Oke, Ton! Thanks ya.”

Lalu saya pun berjalan ke arah lift, masuk ke lift, melihat ada karpet kuning yang bertuliskan kata Rabu (Wednesday), memencet tombol 2, dan pintu pun tertutup.

Setiba di lantai dua, saya mendaftar ke penerima tamu sebelum masuk ke ruangan Bimasakti.

Mbak-mbak : “Dari mana, Mbak?”
Ika : “Dari Jurnal Nasional.”
[Sambil tersenyum manis sedikit dipaksa, maklum mbak-mbak seperti ini hanya menawarkan senyum palsu, keramahan yang dipaksakan]
Mbak-mbak : “Lho? Mas Tononya ke mana?”
Ika : Oh, dia liputan di tempat lain. Gantian ama saya.”
[Sementara saya menjawab pertanyaannya, dia malah sibuk mengambil map besar berwarna biru. Betul kan? Hanya basa-basi. Kenapa juga harus saya jawab ya?]
Mbak-mbak : “Ini mbak bahannya.”
[Masih dengan senyum palsu]
Ika : “Makasih”
[Juga dengan senyum yang sama palsunya]

Akhirnya, pertarungan yang sesungguhnya dimulai…

Saya ternyata datang terlambat. Sudah ada seorang ibu berbadan gendut di podium. Di sebelahnya ada seorang moderator. Biar konsentrasi saya tidak pecah, seperti biasa, saya memilih duduk di depan. Kali ini, barisan kedua dari depan, karena di baris paling depan sudah ada yang menempati. =(

(Aduh! Saya benar-benar tidak tahu harus bagaimana. Saya tidak mengerti apapun tentang materi ini. Judulnya saja susah dibaca: International Best Practices for Increasing Incubators Efficiences.)

Dan seminar itu pun berlanjut…
Wasweswos… Wasweswos… Weskeweskewes…

Sekitar pukul 09.45 waktu hotel Bumikarsa, seorang perempuan dengan baju ketat dan rok mini dan riasan yang menor maju ke podium.

Perempuan dengan baju ketat dan rok mini dan riasan yang menor: “Bapak-bapak dan Ibu-ibu, [memangnya ada berapa banyak Bapak dan Ibu sih?] sekarang waktunya coffe break selama 10 menit. Sesi selanjutnya kita mulai pukul 10.05.”

Bapak-bapak dan Ibu-ibu: “Hah? Bukannya 10 kurang 5, Mbak?”

Perempuan dengan baju ketat dan rok mini dan riasan yang menor: “Eh iya. Maksudnya 10 kurang 5. Aduh kok saya bisa salah sih? [Sambil tertawa seakan malu, dan kalimat terakhir entah ditujukan pada siapa]”

Saya pun mengambil kopi di cangkir, menambahkan 1 sachet krim dan 1 sachet gula. Saya aduk dan saya minum. Ternyata enak lho!!! Mungkin kopi ini adalah hal terbaik yang saya temui hari ini =)

Setelah minum kopi, saya pun masuk ke rest room, pipis sambil mengirim pesan singkat ke Bapak saya.

To: Bokap Ganteng
Pah, telpon aku dong. Aku lg liputan seminar International Best Practices for Increasing Incubators Efficiences. Aku nggak ngerti.

Satu menit, dua menit, tiga menit…
Tidak ada respon. Saya pun harus masuk lagi ke seminar.
Kali ini, pembicaranya bule. Namanya Laurence Hewick. Dia mulai berbicara…

Blahblehbloh… Blahblehbloh… Blehkeblehkebleh…

Dan makan siang pun tiba.
Sebelum makan, saya memilih sholat zhuhur dulu. Setelah sholat saya makan. Setelah makan, saya mengirim beberapa pesan singkat.

To: Pak bos
Pak bos, dr hewick aku dapet gambaran tren bisnis global, cara berkompetisi, dan kendalanya di Indonesia. Apa sudah cukup? Ada masukan nggak?

To: Ongkel Oding [Om saya yang paling pintar di keluarga besar, seorang ekonom]

Om, nanya dong. Saya lg liputan seminar International Best Practices for Increasing Incubators Efficiences dari Canadian Business Incubators. Saya sudah dapat gambaran tren bisnis global, cara berkompetisi, dan kendalanya di Indonesia. Saya nggak tau mau nanya apa. Saya nggak ngerti. Ada masukan nggak om? Makasih.

Saya juga mengirim sms yang sama ke Bapak saya.

Teman saya Tongki juga mengirimi sms.

From: JN Tongki
Ka, gue udah bikin dua tulisan. Dari bu endang dan dari anak-anak muda. Lo wawancara bulenya aja. Have a nice day ya!

To: JN Tongki
Tongki yang manis dan imut-imut, gue nggak tau mau nanya apa niy. Lo ada masukan gak?

From: JN Tongki
Lo tanya aja bagaimana kondisi inkubator di Indonesia. Ntar juga ngalir sendiri.

[Yeah! Saya juga berharap semudah itu!]
Lalu, ternyata ada balasan dari bapak saya.

From: Bokap Ganteng
Pa2 juga buntu. Harap maklum.

Halah! Makasih pah! Membantu banget lho jawabannya!

Lalu ada balasan dari om saya.

From: Ongkel Oding
Sori om lg ngajar di sorong, jadi baru baca sms. Tanyakan prasyarat aplikasinya di Indonesia.

Setelah itu, sesi selanjutnya dimulai…

Wasweswos… Wasweswos… Weskeweskewes…
Blahblehbloh… Blahblehbloh… Blehkeblehkebleh…

Setelah berjuang menahan kantuk dengan menghabiskan semua permen mentos yang disediakan panitia, akhirnya saat yang saya nantikan pun tiba!

HORREEEEEE!!! Coffe break lagi!

Saat itulah, saat akan beranjak dari duduk saya, saya melihat bos saya maju ke podium dan berbincang dengan si Bule.

Setelah itu…
Ika : “Boss!!!! Kok sms ku nggak dibales? Aku pusing.”
Pak bos : “Tadi itu saya nggak sempet. Saya ketemu teman-teman.”
[Lalu???]
Ika :”Bos, Aku nggak ngerti seminarnya. Ini sama aja aku kuliah 6 sks nih.”
Pak bos : “Ayo kita ngobrol sambil ngopi. Ayo! Ayo!”
[Hah?? Sambil ngopi?? Saya sudah pusing nih… Otak saya sudah berdarah-darah!]

Lalu kami pun menuju ke meja prasmanan dan ternyata tidak ada kopi. Bos saya pun ke meja yang menyediakan makanan.
Pak bos : “Rasanya nggak ada wartawan yang nggak doyan kopi.”
Ika : “Ada kok. Si Tussie nggak doyan kopi.”
Tapi kalimat terakhir saya seperti angin lalu saja. Dia kembali mencari-cari kopi. Dan saya kembali bingung. Kan nggak ada kopi!!!
Pak bos : “Wah nggak ada kopi. Kita minum air saja.”
[Saya kan sudah bilang tidak ada kopi bos!]

Diambilnya segelas air putih untuk saya. Saya bilang “terima kasih”. Dia bilang “sama-sama”.
Pak bos : “Jadi, bagaimana?”
Ika : “Aku tuh nggak ngerti apa-apa. Aku cuma dapet bahan yang aku sms bos itu. Gimana cukup nggak?”
Pak bos : “Sori-sori”
Dan dia pun menghampiri si Bule, lalu memperkenalkan saya dengannya.
Pak bos : “Laurence, this is my reporter Ika.”
Si bule :”Nice to meet you.”
Ika : [dengan terbata-bata] “hehe..Me too.”

[Haruskah saya mewawancarai bule ini sekarang??]

Si Bule : “Were you there?”
Ika :”Yes.”
[Saya tahu ini standar banget, tapi apa kamu punya ide saya harus jawab apa?!!]
Si Bule : “How was it?”
[Sambil menatap ke mata saya, seakan mengharapkan sebuah jawaban yang cerdas]
Ika : “Well, too much to learn.”
Kemudian Si Bule, Pak bos, dan saya pun tertawa. Entah mereka tertawa karena yang saya ucapkan memang betul atau karena mereka pikir saya ini bego karena tidak mengerti materi yang sudah dia bawakan. Entahlah…

Karena bos saya sibuk bercakap-cakap dengan si Bule, saya pun menyingkir. Mending saya cari aman saja.
Saya pun mengobrol dengan dua orang ibu yang ternyata baru mendirikan inkubator.

Lalu sesi selanjutnya dimulai. Entah kemana perginya bos saya. Toh yang penting apa yang dikatakan bule ini.

Wasweswos… Wasweswos… Weskeweskewes…

Lalu ada pesan singkat yang masuk
From: Pak bos
Ika, bisa tlg telpon saya. Thanks.

Saya pun keluar ruangan dan meneleponnya.

Ika : “Halo, bos ini Ika. Ada apa bos?”
Pak bos : “Ika, kamu sudah selesai?’
Ika : “Ng… Udah sih.”
Pak bos : “Saya pulang duluan, sekarang sudah di jalan. Kalau kamu sempat, kamu mampir dulu ke kantor. Tapi kalau tidak, kamu pulang aja.”
Ika : “Tulisannya nggak harus hari ini bos?”
Pak bos : “Nggak. Besok juga nggak papa.”
Ika : “Oh… Iya. Iya. Udah ya.
Pak bos : “Ok. Thanks ya.”
Baru saja saya duduk, ada sms lagi.

From: Pak bos
Ika, bisa tlg telpon saya. Thanks.

From: Pak bos
Tono, bisa tolong mintakan ika telpon saya. Dia tidak bisa saya hubung. Thanks.

Ada apa sih dengan bos saya ini? Kok minta ditelpon melulu? Lagian, kenapa bukan dia yang menelepon saya?

Saya pun keluar lagi dan menelepon lagi.

Ika : “Halo, ada apa bos?’
Pak bos : “Nggak ada apa-apa.”
Ika : “Lho katanya minta ditelpon?”
Pak bos : “Oh, itu sms yang tadi pagi.”

[Yey! Makanya jangan pakai flexi atuh bos. Kan smsnya suka telat]

Lalu saya pun kembali ke ruangan dan bartanya-tanya. Tega banget nih si bos meninggalkan Saya di seminar 6 sks tanpa ngasih petunjuk apapun, bahkan tentang arah tulisan!.

Lalu saya pun kembali ke sesi terakhir seminar.

Wasweswos… Wasweswos… Weskeweskewes…


Perempuan dengan baju ketat dan rok mini dan riasan yang menor: “Sekian seminar kali ini. Sampai bertemu di seminar-seminar selanjutnya.”

Apa??!! Seminar selajutnya? Hanya di dalam mimpimu teman.

Lalu saya pun sholat ashar, lalu ada pesan singkat yang masuk
From: Pak bos
Tono, Ika. Thanks for the speedy response! Keep up the good spirit..

To: Pak bos
Thanks 4 d support. Sms pak bos pas banget.. Dari awal seminar otakku cm dijalanin gigi 1 mlulu, ga bisa lebih cepat lagi =D

From: Pak bos
Ika, tolong cermati sesinya Prof. Laurence. Kalau menarik, kita angkat jadi tulisan. Thanks.

To: Pak bos
Okeh bos! Emang dr td cuma doi yg ngisi materi. Pemateri dr bi cm bentar bgt.

From: Pak bos
Ika, mintakan kartu nama semua yang diajak ngobrol, ya. You've done very well!

[Yey! kartu nama mah pasti atuh bos!]

Setelah itu saya pun kembali ke kantor..

Di perjalanan, di atas bus Mayasari Bakti, saya tertidur. Dan tiba-tiba sudah sampai di kantor.

Sesampainya di kantor, saya pun mencari-cari rekan satu desk saya, si Tongki.

Ika : ”Tongki!!!! Tongki!!!”
Tongki: “Gimana? Dapet apa?”
Ika : ”Tongki, otak gue berdarah-darah nih. Gue kuliah 6 sks barusan.”
Tongki : “Ayo sini. Sini. Emangnya yang lo nggak ngerti yang mana?”

Dan kamipun berdiskusi panjang lebar. Sungguh! Diskusi panjang lebar! Diskusi seperti ini terakhir kali saya lakukan sewaktu sedang belajar untuk sidang komprehensif, sekitar bulan november 2005 atau 6 bulan yang lalu.

Kami terlibat diskusi panjang lebar dan entah kenapa saya begitu bersemangat. Ternyata materi tentang International Best Practices for Increasing Incubators Efficiences tidak sesulit yang saya bayangkan. Ternyata, sewaktu saya membicarakan semua kebingungan saya, dtambah masukan dari si Tono a.k.a Tongki, materi itu tidak memusingkan lagi.

Dan saya pun berhasil melewati hari ini!



Cheers!
ps: Ngomong-ngomong, apa kamu bisa menebak isi seminar yang saya datangi?

No comments: