Sunday, March 18, 2007

Krisis Percaya Diri

Akhir-akhir ini, ada dua orang dekat saya yang sedang krisis percaya diri. Masing-masing dengan alasan yang berbeda. Akibatnya, saya harus berulang-uang meyakinkan mereka.

“Nggak kok rambut lo bagus dan lo udah nggak gendut”
“Mungkin kamu melebihi kualifikasi mereka. Udah, nanti juga ada kerjaan yang lebih baik”

Jujur saja, kadang saya bosan memotivasi mereka. Sebenarnya sih, saya juga sering tidak percaya diri. Tapi, krisis terhebat sudah saya lewati. Kalau tidak lupa ingat, waktu itu saya berumur 17 tahun.

Untung saja, saya membaca sebuah pengantar dalam buku sup ayam tentang psikologi remaja. Kalimat-kalimat itu juga saya tulis dan saya kirimkan seseorang yang sangat spesial (waktu itu).

Lalu, dibalasnya dengan surat cinta, yang tentu saja tak kalah indahnya. Dia meminta saya untuk mengajarinya menggunakan hidup dan membahagiakan orang lain, dengan cara-cara teristimewa untuk mereka.

Inilah kalimat yang saya baca di pengantar buku sup ayam itu:

Hidup ini bukan tentang mengumpukan nilai. Bukan tentang berapa banyak orang yang meneleponmu dan juga bukan tentang siapa pacarmu, bekas pacarmu atau orang yang belum kamu pacari.

Bukan tentang siapa yang telah kamu cium, olahraga apa yang kamu mainkan, atau gadis mana yang menyukaimu.

Bukan tentang sepatumu atau rambutmu atau warna kulitmu atau tempat tinggalmu atau sekolahmu. Bahkan, juga bukan tentang nlai-nilai ujianmu, uang, baju, atau perguruan tinggi yang menerimamu atau yang tidak menerimamu.

Hidup ini bukan tentang apakah kau memiliki banyak teman, atau apakah kau seorang diri, dan bukan tentang apakah kau diterima atau tidak diterima oleh lingkunganmu. Hidup adalah bukan tentang itu.

Namun, hidup ini adalah tentang siapa yang kau cintai dan yang kau sakiti. Tentang bagaimana perasaanmu tentang dirimu sendiri. Tentang kepercayaan, kebahagiaan, dan welas kasih.

Hidup adalah tentang menghindari rasa cemburu, mengatasi rasa tak peduli, dan membina kepercayaan. Tentang apa yang kau katakan dan yang kau maksudkan. Tentang menghargai orang apa adanya dan bukan karena apa yang dimilikinya.

Dan yang terpenting, hidup ini adalah tentang memilih untuk menggunakan hidupmu untuk menyentuh hidup orang lain dengan cara yang tidak bisa digantikan dengan cara lain. Hidup adalah tentang pilihan-pilihan itu.

Cheers!

Ps: Hai kamu yang di sana, kapan balik ke Jakarta?

No comments: