Friday, September 01, 2006

Pecinta Paruh Waktu



Hampir dua bulan sudah saya menjadi pecinta paruh waktu...

Maksudnya, saya hanya mencinta di waktu-waktu tertentu, tidak setiap saat. Ternyata, menyenangkan. Saya menikmatinya.

Kami berjalan-jalan ke tempat-tempat yang belum pernah saya datangi. Kami ke berbagai macam festival. Mulai dari Festival Kota Tua, Festival Jalan Kemang, hingga Festival Jalan Jaksa.

Awalnya, tentu saja ada rasa tertarik. Menurut saya, dia manis, baik, dan terutama sekali: dia membuat saya tertawa lebih banyak.

Bersamanya selalu menyenangkan. Ada-ada saja hal konyol terjadi.

Tapi, saya tidak memanjakan rasa yang timbul. Kalau kami tidak bertemu, saya tidak mau memikirkannya.

Masa-masa penantian dan kangen-kangenan sudah lewat. Segala romantisme menurut saya tak perlu lagi. Been there done that!

Asal kamu tahu saja, dia pernah ingin menyuapi saya karena saya sedang sibuk menyetir. But I refused to be treatened like that! Stop semua hal-hal romantis. Hanya akan membuat saya menyukainya lebih dari yang saya inginkan.

As long as we had a good time, i dont have to make it full time…

Melihat dari perilaku dan tindak-tanduknya, kayaknya dia juga pecinta paruh waktu seperti saya. Lagipula, bintangnya Scorpio! Tipikal sekali! Hehehe...

Lalu, suatu hari, kami memasuki tahap emosional.
Saya tak tahu awalnya kami membicarakan apa.
Yang jelas, dia bercerita kalau sudah beberapa kali dia dekat dengan perempuan, tapi si perempuan menolak untuk menjadi pacarnya.

Dia bilang, dia selalu dihubungi kalau mereka butuh bertanya arah jalan, curhat tentang pekerjaan, ataupun hal-hal lain. Intinya, mereka hanya menghubunginya sewaktu sedang susah.

Saya jadi berpikir, bukankan hal itu yang sedang saya lakukan sekarang?

Lagipula, sebelumnya saya pernah berada di posisi perempuan-perempuan itu. Tentu saja bukan dengan dia. Tapi, saya juga punya seseorang seperti di lagu Vertical Horizon:

He’s everything you want
He’s everything you need
He’s everything inside of you that you wish you could be
He said all the right things at exactly the right time
But he means nothing to you and you don’t know why


Saat itu, dia ada di posisi korban dan saya di posisi pelaku.

Saat itu juga, saya merasa sayang padanya.

Jujur saja, saya benci situasi itu. Saya tidak mau memiliki ikatan emosi dengannya.

Hari ini, saya melihatnya bersenda gurau dengan perempuan lain. Sebenarya biasa saja, lumrah dilakukan antar teman.

Tapi, saya kok jadi sedih?

Arrrrrgh!!! Ternyata susah untuk jadi Pecinta Paruh Waktu!

No comments: