Tuesday, May 16, 2006




Ternyata kau masih mengingatnya


Impian kita untuk menjadi diri sendiri

yang kita semai sewaktu kau masih memakai tas kuning yang norak dan aku berjalan mengangkang seperti anak laki-laki

yang kita bayangkan sambil sesekali ditilang polisi, mengisap sampoerna mild merah, kebingungan dengan topik liputan, mengetik hingga larut, dan juga menonton di bioskop sebagai pelarian karena tugas yang menumpuk


Impian kita untuk bahagia

Berdiri di depan jendela sebuah apartemen sambil menikmati kopi hangat yang baru saja dituang dari mesin cappucino bikinan luar negeri
Tergesa-gesa berpakaian sambil sarapan, membuang sampah, memberi makan kura-kura, dan juga melihat berita pagi di televisi plasma

Belum lagi wisata safari ke Afrika, menyelam di pulau berau untuk melihat ubur-ubur, bungee jumping, berfoto di puncak rinjani, atau makan siang di venesia..


Aku bahkan sudah bahagia hanya dengan membayangkannya

Sore ini, kau mengingatkanku semuanya
Kau mengatakan semuanya sewaktu sinar emas matahari senja jatuh di jari-jariku yang sedang mengetik

Aku belum separuh jalan, meski mulai lebih dulu

Kawan, bukan masalah jika kita gagal

Dan apakah yang sebenarnya kita inginkan?

(Untuk Puti, untuk waktu-waktu bahagia yang kita lewati meski tidak harus menjadi masokis)

No comments: