Tuesday, March 08, 2011

Pencapaian-pencapaian

Mungkin sekitar dua tahun terakhir, saya sudah malas berkumpul (istilah kerennya Hang Out) dengan teman-teman lama. Bukan apa-apa, saya malas karena topik pembicaraan tak jauh dari pencapaian-pencapaian.

Si A pindah ke stasiun TV X
Si B jadi redaktur majalah Y
Si C gajinya sekarang dua digit
Si D beli rumah
Si E beli mobil
Si F liburan ke luar negeri
Si G ikut kursus singkat ke luar negeri

Ujung-ujungnya semu topik pembicaraan hanya seputar pencapaian.

Dulu, saya dan teman-teman yang sama berbicara tentang mimpi, cita-cita, dan cinta. Saat yang satu gagal mecapai mimpinya, yang lain menyemangati. Saat yang lain terpuruk karena cinta, yang satu memberi semangat.

Teringat saya pernah menghabiskan sebuah malam di cafe di bilangan Cikini hanya untuk menunjukkan support ke seorang teman yang sedang patah hati. Pernah berpikir keras mencari 1001 kelebihan diri dari seorang teman yang saat itu gagal dalam wawancara kerja.

Ketika saya bertemu teman-teman yang sama, saya masih ingin berbagi mimpi dan cita-cita saya.

Tapi entah kenapa rasanya tak ada lagi yang peduli.
Setelah bertemu pasangan hidup, punya anak, punya pekerjaan dengan gaji yang lebih besar, punya rumah dan punya mobil.

Tak ada lagi yang mau bicara tentang cita-cita dan mimpi. Seolah-olah dua hal itu hanya dimiliki oleh orang-orang yang belum punya pencapaian.

Saat berkumpul yang dibicarakan melulu hanya prestasi.

Saya ingin kembali berkumpul sebagai seseorang dengan mimpi dan cita-cita yang banyak.

Saya malas berbicara tentang pencapaian. Well, yah.. bukan karena saya tidak mencapai sesuatu. Tapi karena saya merasa pencapaian itu tidak penting untuk diceritakan.

Lagipula, sepertinya hanya segelintir yang sadar bahwa setiap pencapaian tidak bisa dibandingkan dengan pencapaian yang lain.

Kalau seorang teman kerja di media bergengsi, belum tentu lebih baik dibandingkan saya yang hanya seorang guru.

Kalau dapat gaji dua digit, belum tentu saya yang bergaji satu digit ini lebih jelek kualitasnya.

Kalau seorang teman bisa liburan ke sanasini, belum tentu saya yang tak pernah liburan ini lebih hina.

Yah, kadang-kadang sih masih bersyukur kalau yang ngomong pencapaian itu tidak membadingkan dirinya dengan orang lain. Atau, tidak menggurui agar teman-temannya bisa jadi seperti dirinya.

"Ngerawat anak harus blablabla... kayak gue dong"

"Biar hamil harus wasweswos... kayak gue dulu"


Sudah berkorban waktu dan tenaga untuk ketemu makan malam, eh isinya hanya pencapaian. Pamer kerjaan, pamer anak, pamer harta.

Berasa lebih mulia dari yang lain hanya karena pencapaian hidup.

Teman, kita pernah ditempa dalam kondisi yang sama. Entah sekolah di tempat yang sama, kerja di instansi yang sama, pernah saling berbagi dan mendukung satu sama lain.

Ketika seseorang berhasil mencapai sesuatu, ingatlah bahwa dia pernah mendapat dukungan dari banyak teman-temannya. Termasuk dari saya.

Janganlah pencapaian itu membuat kita lupa akan mimpi, cinta, dan cita-cita yang pernah kita miliki.

*Ah, mungkin saya saja yang sedang iri hati*